MENSYUKURI KEMERDEKAAN
khutbah JUM'AT
oleh : Muhammad saat pandak
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺃَﻧْﻌَﻤَﻨَﺎ ﻧِﻌْﻤَﺔَ ﺍْﻟِﺈﻳْﻤَﺎﻥِ
ﻭَﺍْﻹِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻭَﺍْﻟِﺎﺳْﺘِﻘْﻠَﺎﻝِ ﺃَﻭِﺍْﻟﺤُﺮِّﻳَّﺔِ،
ﻭَﺃَﻓْﻬَﻤَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻋُﻠُﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﻭَﺍْﻟﻌَﻘِﻴْﺪَﺓِ،
ﻭَﺑَﻴَّﻦَ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﺃَﺭْﺷَﺪَﻧَﺎ ﺍْﻷَﺧْﻠَﺎﻕَ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻤَﺔَ
ﻭَﺍْﻷَﻋْﻤَﺎﻝَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔَ
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳْﻚَ
ﻟَﻪُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓً ﺗُﻨْﺠِﻴْﻨَﺎ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻮَﺍﻝِ ﻳَﻮْﻡِ
ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ . ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ
ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺷَﺎﻓِﻊُ ﺍْﻷُﻣَّﺔِ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﺍْﻟﺒَﺮِﻳَّﺔِ
ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮْﻥَ
ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﻭَﻳَﺠْﺘَﻨِﺒُﻮْﻥَ ﺍْﻟَﻤﻨْﻬِﻴَّﺎﺕِ .
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ :
ﻓَﻴَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ ! ﺃُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻲْ
ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻃَﺎﻋَﺘِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ .
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ
ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ
ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ
Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Dirahmati Allah
Marilah pada siang hari ini kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia adalah nikmat Kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda. Banyak orang bersedia mengorbankan apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka.
Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan kontribusi para ulama, dan para pahlawan muslim begitu besar dan menentukan dalam perjuangan melawan penjajah, meraih kemerdekaan.
Kontribusi mereka yang sangat bernilai di mata bangsa ini harus dijadikan semangat mengukir prestasi. Saatnya kita menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama dan pahlawan negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya.
72 tahun yang lalu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, ini semua merupakan nikmat serta berkah dari Allah SWT, yang harus disyukuri. Sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi; “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan dan beberapa hari yang lalu kita peringati, adalah berkat Rahmat Allah
Kemerdekaan adalah nikmat yang sangat besar yang diberikan Allah kepada Negara kita khusus desa PANDAK. Karena dengan adanya kemerdekaan, kita masih bisa menghirup udara segar sampai saat ini. Andaikan belum merdeka, entah apakah kita masih hidup atau sudah mati terkena lemparan granat atau tembakan para penjajah.
Dengan kemerdekaan pula kita bisa beribadah dengan tenang dengan khusyuk tanpa rasa khawatir akan adanya bombardir pesawat penjajah.
Dengan kemerdekaan pula kita bisa bercengkerama dengan keluarga , dengan istri ataupun anak-anak kita.
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah
Kemerdekaan Indonesia telah berumur 72 tahun, tentu ini bukan umur yang muda dalam bentangan sejarah. Tetapi patut disayangkan, kemerdekaan yang diraih dari penjajahan Belanda selama 350 tahun ditambah 3,5 tahun oleh Jepang dahulu, Kini masih sebatas baru dikenang, belum sepenuhnya disyukuri oleh mayoritas anak bangsa.
72 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang pendek, sesuai umur rata-rata manusia. Namun kemerdekaan hakiki bangsa ini masih belum menjadi bukti.
Memperingati kemerdekaan bukan sekadar perayaan seremonial saja, juga bukan sekadar semarak warna-warni bendera dan umbul-umbul, juga tidak sekadar aneka lomba yang kurang mendidik.
Kita bisa lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang memaknai kemerdekaan hanya sebatas penciptaan suasana ramai, meriah, dan gebyar dengan hura-hura dan foya-foya. Sebaliknya, semangat juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan.
Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah Allah syari’atkan dan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan belum pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah satu, kita akan menghadapi penjajah yang lain. Bung Karno pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Hari kemerdekaan Indonesia ke-72 menarik untuk kita renungkan. Sebuah kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan, kemenangan mustahil didapat tanpa adanya perjuangan, perjuangan tidak akan berarti tanpa adanya kebersamaan dan persaudaraan, persaudaraan tidak mungkin tercapai tanpa ketulusan, dan ketulusan tidak akan berfaedah tanpa didasari ilmu. Allah SWT berfirman:
ﻭَﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺟَٰﻬَﺪُﻭﺍْ ﻓِﻴﻨَﺎ ﻟَﻨَﻬْﺪِﻳَﻨَّﻬُﻢ ﺳُﺒُﻠَﻨَﺎ
ﻭَﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻤَﻊَ ﭐﻟﻤـُﺤْﺴِﻨِﻴْﻦَ
“ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 70)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Kemerdekaan Indonesia yang begitu susah payah diraih, ternyata sering dimaknai sebatas romantisme sejarah semata. Karena hari ini kita lihat dan rasakan, 72 tahun hanyalah peralihan dari satu penjajahan kepada berbagai penjajahan lainnya. Betapa tidak, dahulu para pahlawan kita hanyalah menghadapi penjajahan militer. Tetapi sekarang, bangsa Indonesia menghadapi multi penjajahan, dari penjajahan ekonomi, budaya, moral, sampai pemikiran..... Bahkan bentuk penjajahan seperti ini lebih besar bahayanya daripada penjajahan militer, karena bahaya yang ditimbulkan jauh lebih komplek dan berdaya rusak tinggi. Bukan fisik yang dirusak, tetapi pola pikir. Itulah yang dinamakan ghazwul fikri (perang pemikiran).
Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini kita belum bisa melepaskan krisis dan ketergantungan kepada utang luar negeri. Bidang budaya, identitas keislaman dan ketimuran bangsa Indonesia terlebur dengan budaya Barat. Dalam bidang moral, mulai anak TK sampai mahasiswa, masyarakat sampai pejabat, tidak jarang kita saksikan pemandangan biasa dari tradisi tawuran korupsi, pornografi, pornoaksi, bahkan bangga menjadi lesbi, waria, dan wanita tuna susila. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW:
ﺍِﺻْﺒِﺮُﻭْﺍ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﻳَﺄْﺗِﻲْ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺯَﻣَﺎﻥٌ ﺇِﻟَّﺎ
ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﺷَﺮٌّ ﻣِﻨْﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻠَﻘَّﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ
“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada kalian sebuah zaman, kecuali zaman tersebut lebih rusak dari sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan kalian.”(HR. Bukhari).
Dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri sebagai hamba Allah yang taat dan beradab, bersuka ria tanpa harus lupa dari semangat kemerdekaan hakiki.
Oleh karena itu, sejatinya seorang muslim seharusnya mensyukuri nikmat kemerdekaan bukan sekadar mengenang kemerdekaan. Kemerdekaan adalah kenikmatan dari Allah.
Setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya. Kita sering menginginkan nikmat, padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah syukur atas nikmat yang ada. Kalau sekadar mengenang, hanya membuat kita terlena dengan romantisme sejarah, sedang bersyukur merupakan gairah pengundang kenikmatan yang lebih besar.
ﻟﺌﻦ ﺷﻜﺮﺗﻢ ﻷﺯﻳﺪﻧﻜﻢ
“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (kenikmatan tersebut) kepada kalian.”
Maka menjadi pilihan bagi kita, apakah kita akan mengikuti zaman dengan warna kemaksiatan dan menjadi budak zaman? Atau justru mewarnai zaman dengan warna keshalihan dan menjadi manusia merdeka yang terbebas dari nafsu dunia, yang hanya menghambakan kepada Allah Taala? Itulah sejatinya tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini,
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin mengantarkan segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan dan kebebasan yang diperjuangkan oleh Islam merupakan inti dari ideologi yang benar yaitu “ Tahrirul ‘Ibad Min ‘Ibaadatil ‘Ibaad ilaa ‘Ibaadati Rabbil ‘Ibad “, membebaskan manusia dari penghambaan, belenggu, dari ketergantungan kepada sesama manusia menuju penghambaan dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta makhluk sealam jagad ini.
Dengan semangat kemerdekaan, marilah kita menyukuri kemerdekaan ini dengan mempertahankan keutuhan jati diri dan bangsa ini dengan nilai-nilai akhlaq yang luhur dan nilai-nilai Islam yang tinggi, hanya dengan itu, kita bisa meraih kejayaan di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan Allah SWT berkenan meneruskan sejarah bangsa ini sehingga bangsa ini akan menjadi sebuah “Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafuur“ sebuah negara dan bangsa khususnya desa PANDAK yang meraih maghfirah Allah SWT dalam waktu yang bersamaan juga meraih kesejahteraan dan kedamaian selama-lamanya..,,ALLAHUMMA ....YA RABBAL ALAMIIN
ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟِﻲْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢِ، ﻭَﻧَﻔَﻌَﻨِﻲْ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﺑِﻤَﺎ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍْﻵﻳَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺍﻟْﺤَﻜِﻴْﻢِ . ﺃَﻗُﻮْﻝُ ﻗَﻮْﻟِﻲْ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟِﻲْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﻩُ ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻐَﻔُﻮْﺭُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢُ
Khutbah Kedua
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳْﺰِ ﺍْﻟﻐَﻔُﻮْﺭِ، ﺍَﻟَّﺬِﻱْ ﺟَﻌَﻞَ ﻓِﻲ ﺍْﻹِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺍﻟْﺤَﻨِﻴْﻒِ ﺍْﻟﻬُﺪَﻯ ﻭَﺍﻟﻨُّﻮْﺭِ، ﺍَﻟَّﺬِﻱْ ﻗَﺎﻝَ } ﻭَﻣَﺎ ﺍْﻟﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺘَﺎﻉُ ﺍﻟْﻐُﺮُﻭْﺭِ { ، ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺣَﻤْﺪَ ﻣَﻦْ ﻧَﻈَﺮَ ﻓَﺎﻋْﺘَﺒَﺮَ، ﻭَﻛَﻒَّ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻭِﻱﺀِ ﻭَﺍﺯْﺩَﺟَﺮَ، ﻭﻋَﻠِﻢَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻴْﺴَﺖْ ﺑِﺪَﺍﺭِ ﻣَﻘَﺮّ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟْﺨَﻠَﺎﺋِﻖِ ﻭَﺃَﺣْﻜَﺎﻣَﻬَﺎ، ﻭَﻗَﺪَّﺭَ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﺭَ ﻭَﺣَﺪَّﺩَﻫَﺎ، ﻭَﻫُﻮَ ﺑَﺎﻕٍ ﻻَ ﻳَﻔُﻮْﺕُ ﻭَﻫُﻮَ ﺣَﻲٌّ ﻟَﺎ ﻳَﻤُﻮْﺕُ، ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ، ﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺘَﺬْﻛِﻴْﺮِ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻭَﺍْﻟﻔَﻨَﺎﺀِ، ﻭَﺍﻟْﺎِﺳْﺘِﻌْﺪَﺍﺩِ ﻟِﻴَﻮْﻡِ ﺍْﻟﺒَﻌْﺚِ ﻭَﺍْﻟَﺠﺰَﺍﺀِ . ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺧَﺎﺗِﻢُ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ ﻭَﺍْﻟـﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺒِﻴْﻦَ ﻭَﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﺍﻟْﺄَﺧْﻴَﺎﺭِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ . ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ :
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻗُﻮﻟُﻮﺍ ﻗَﻮْﻻ ﺳَﺪِﻳﺪًﺍ * ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴﻤًﺎ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ، ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ . ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَّﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﺍﺭْﺽَ ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺨُﻠَﻔَﺎﺀِﺍﻟﺮَّﺍﺷِﺪِﻳْﻦَ ﺳَﻴّﺪِﻧَﺎ ﺍَﺑِﻰ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮَ ﻭَﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﻭَﻋَﻠِﻲٍّ ﻭَﻋَﻦْ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﺍَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴْﻦَ ﻭَﺗَﺎﺑِﻌِﻰ ﺍﻟﺘَّﺎﺑِﻌِﻴْﻦَ ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﺒِﻌَﻬُﻢْ ﺑِﺈﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺍِﻟﻰَ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﺍْﻷَﺣْﻴَﺎﺀِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍْﻷَﻣْﻮَﺍﺕِ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻞْ ﺟَﻤْﻌَﻨَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺟَﻤْﻌًﺎ ﻣَﺮْﺣُﻮْﻣًﺎ، ﻭَﺍﺟْﻌَﻞْ ﺗَﻔَﺮُّﻗَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻩِ ﺗَﻔَﺮُّﻗًﺎ ﻣَﻌْﺼُﻮْﻣًﺎ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺴْﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ ﻭَﺍﻟﺘُّﻘَﻰ ﻭَﺍﻟﻌَﻔَﺎﻑَ ﻭَﺍﻟﻐِﻨَﻰ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧَّﺎ ﻧَﺴْﺄَﻟُﻚَ ﺃَﻥْ ﺗَﺮْﺯُﻕَ ﻛُﻼًّ ﻣِﻨَّﺎ ﻟِﺴَﺎﻧًﺎ ﺻَﺎﺩِﻗًﺎ ﺫَﺍﻛِﺮًﺍ، ﻭَﻗَﻠْﺒًﺎ ﺧَﺎﺷِﻌًﺎ ﻣُﻨِﻴْﺒًﺎ، ﻭَﻋَﻤَﻼً ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﺯَﺍﻛِﻴًﺎ، ﻭَﻋِﻠْﻤًﺎ ﻧَﺎﻓِﻌًﺎ ﺭَﺍﻓِﻌًﺎ، ﻭَﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺭَﺍﺳِﺨًﺎ ﺛَﺎﺑِﺘًﺎ، ﻭَﻳَﻘِﻴْﻨًﺎ ﺻَﺎﺩِﻗًﺎ ﺧَﺎﻟِﺼًﺎ، ﻭَﺭِﺯْﻗًﺎ ﺣَﻼَﻻً ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻭَﺍﺳِﻌًﺎ، ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻼَﻝِ ﻭَﺍﻹِﻛْﺮَﺍﻡِ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻋِﺰَّ ﺍﻹِﺳْﻼَﻡَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ، ﻭَﻭَﺣِّﺪِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻُﻔُﻮْﻓَﻬُﻢْ، ﻭَﺃَﺟْﻤِﻊْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺤَﻖِّ، ﻭَﺍﻛْﺴِﺮْ ﺷَﻮْﻛَﺔَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ، ﻭَﺍﻛْﺘُﺐِ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡَ ﻭَﺍﻷَﻣْﻦَ ﻟِﻌِﺒﺎﺩِﻙَ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦَ .
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﺣْﻔَﻆْ ﺃَﻭْﻃَﺎﻧَﻨَﺎ ﻭَﺃَﻋِﺰَّ ﺳُﻠْﻄَﺎﻧَﻨَﺎ ﻭَﺃَﻳِّﺪْﻩُ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﺃَﻳِّﺪْ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺤَﻖَّ ﻳَﺎ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﺳْﻘِﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻓَﻴْﻀِﻚَ ﺍﻟْﻤِﺪْﺭَﺍﺭِ، ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﺍﻛِﺮِﻳْﻦَ ﻟَﻚَ ﻓﻲ ﺍﻟﻠَﻴْﻞِ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻐْﻔِﺮِﻳْﻦَ ﻟَﻚَ ﺑِﺎﻟْﻌَﺸِﻲِّ ﻭَﺍﻷَﺳْﺤَﺎﺭِ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻧْﺰِﻝْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﺮَﻛَﺎﺕِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ﻭَﺃَﺧْﺮِﺝْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺧَﻴْﺮَﺍﺕِ ﺍﻷَﺭْﺽِ، ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓﻲ ﺛِﻤَﺎﺭِﻧَﺎ ﻭَﺯُﺭُﻭْﻋِﻨَﺎ ﻭﻛُﻞِّ ﺃَﺭﺯَﺍﻗِﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺠَﻼَﻝِ ﻭَﺍﻹِﻛْﺮَﺍﻡِ .
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻻ ﺗُﺰِﻍْ ﻗُﻠُﻮْﺑَﻨَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﺫْ ﻫَﺪَﻳْﺘَﻨَﺎ، ﻭَﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻟَﺪُﻧْﻚَ ﺭَﺣْﻤَﺔً، ﺇِﻧَّﻚَ ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﻮَﻫَّﺎﺏُ .
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻇَﻠَﻤْﻨَﺎ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻨَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﺗَﺮْﺣَﻤْﻨَﺎ ﻟَﻨَﻜُﻮْﻧَﻦَّ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺨَﺎﺳِﺮِﻳْﻦَ
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻓﻲ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ .
ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ ! ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺄْﻣُﺮُ ﺑِﺎْﻟﻌَﺪْﻝِ ﻭَﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ ﻭَﺇِﻳْﺘَﺎﺀِ ﺫِﻯ ﺍْﻟﻘُﺮْﺑَﻰ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍْﻟﻔَﺤْﺸَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺍْﻟَﺒﻐْﻲِ ﻳَﻌِﻈُﻜُﻢْ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭْﻥَ، ﻓَﺎﺫْﻛُﺮُﻭﺍﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺬْﻛُﺮْﻛُﻢْ , ﻭَﺍﺷْﻜُﺮُﻭْﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻧِﻌَﻤِﻪِ ﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻭَﻟَﺬِﻛْﺮُﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻛْﺒَﺮُ .
ﺃَﻗِﻴْﻤُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ
Komentar
Posting Komentar