Jangan Tunda Belajar Alquran dan Agama
Jangan Tunda Belajar Alquran dan Agama
saatmahmudpandak.com
Sahabat , rugi sekali jika kita punya kemampuan belajar agama, bahkan bisa lebih dalam, namun kita selalu beralasan tidak bisa atau sibuk atau tak punya waktu atau menunda-nundanya.
Berikut ini, sedikit motivasi biar semangat belajar ilmu agama terutama belajar Alquran di sela-sela kesibukan kita di kampus atau di dunia kerja.
1. Belajar agama untuk bekal di Akhirat dan menggapai Ridho Allah
Belajar agama adalah satu-satunya jalan hidup kita. Karena Allah melahirkan kita di dunia untuk menjadi khalifah (utusan) di dunia, memberi manfaaat bagi sesama. Karenanya agar hidup kita mendapat ridho Allah kita harus mengikuti aturan yang diberikan Allah lewat Alquran. Jika kita belajar selain dengan pedoman Alquran, maka hidup kita menjadi tidak terarah. Maka selayaknya belajar agama terutama mempelajari Alquran adalah wajib hukumnya bila kita ingin hidup kita diridhoi Allah SWT.
2. Makin mendalami agama akan semakin takut pada Allah
Coba renungkan firman Allah Ta’ala,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Lihatlah yang paling takut pada Allah ialah yang paling berilmu.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna lagi baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Sa’id bin Jubair mengatakan bahwa rasa takut itulah yang menghalangi kita dari maksiat. (Dikatakan oleh Suyuthi, diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim)
Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa ilmu bukanlah dengan banyaknya riwayat, namun ilmu ialah banyaknya rasa takut pada Allah. (HR. Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afaa’, 1: 38; Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8534, dari ‘Aun, dari Ibnu Mas’ud. Sanad hadits ini terputus karena ‘Aun tidak mendengar dari Ibnu Mas’ud)
Sufyan Ats-Tsauri berkata, dari Hayyan At-Taimi, seseorang berkata, “Ulama itu ada tiga:
‘Alimun billah wa ‘alimun bi amrillah (mengenal Allah dan paham hukum).
‘Alimun billah wa laysa ‘alimun bi amrillah (mengenal Allah dan tidak paham hukum).
‘Alimun bi amrillah wa laysa a’limun billah (paham hukum namun tidak mengenal Allah).
Yang pertama berarti yang takut pada Allah dengan ilmunya dan paham hukum dan kewajiban pada Allah. Yang kedua berarti yang takut pada Allah namun tidak mengilmui hukum dan kewajiban pada Allah. Yang ketiga berarti yang paham hukum dan kewajiban pada Allah, namun tidak punya rasa takut pada Allah. (Dalam sanad hadits ini guru dari Hayyan At-Taimi tidak disebutkan namanya. As-Suyuthi menguatkan hadits ini hingga Ibnu Abi Hatim).
Lihat berbagai perkataan ulama di atas dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 308
Ada ulama yang membuat ungkapan,
مَنْ كَانَ بِاللهِ أَعْرَفُ كَانَ للهِ أَخْوَفُ
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah.”
Lihatlah buah dari mengenal Allah, pasti punya rasa takut yang besar pada Allah. Sehingga kalau memahami agama, ilmu dan rasa takut pada Allah akan mengantarkan seseorang pada kebaikan dan menghindarkannya dari berbagai kerusakan dan maksiat.
Silakan buktikan mahasiswa yang paham agama akan lebih takut pada Allah, dibanding yang agamanya nol atau sedikit. Kalau takut pada Allah, kira-kira apa mungkin ia jadi penipu, jadi penjahat, atau jadi koruptor? Kemungkinannya kecil.
3. Ingin jadi baik harus mendalami ilmu agama.
Ini satu alasan kenapa seorang muslim mesti mendalami agamanya. Karena seorang mahasiswa, pegawai, sampai Doctor dan Profesor bisalah menjadi baik kalau paham agama.
Dalam hadits dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari, no. 71 dan Muslim, no. 1037)
Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan,
وَمَفْهُوم الْحَدِيث أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّه فِي الدِّين – أَيْ : يَتَعَلَّم قَوَاعِد الْإِسْلَام وَمَا يَتَّصِل بِهَا مِنْ الْفُرُوع – فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْر
“Dapat disimpulkan dari hadits tersebut bahwa siapa yang tidak memahami agama, enggan mempelajari dasar-dasar Islam dan cabang-cabangnya, maka ia diharamkan untuk mendapatkan kebaikan.” (Fath Al-Bari, 1: 165)
Berarti dengan mendalami ilmu diin barulah bisa jadi baik. Tanpa belajar dan tanpa mendatangi majelis ilmu, tentu tidak bisa meraih kebaikan yang diharap.
Komentar
Posting Komentar